Selamat Datang di Website Kami..

Blog ini menceritakan tentang pengalaman saya sebagai SEKURITI..memang dibuat karena saya bekerja sebagai security,sekuriti atau satpam..
Karena yang membuat hanya seorang security, maka banyak sekali kekurangan yang ada.
Untuk itu sumbangsih saran dan pesan dari pembaca sangat kami harapkan..
Kami sangat berbahagia atas kunjungan Anda di blog ini.

TERIMA KASIH

Kamis, 16 Desember 2010

Kolaborasi dengan ‘Security Provider’

Di perusahaan tempat kami bekerja ada dua sumber security yang dikenal dengan  istilah ’security permanent’ dan ’securty out-sourcing’. Kedua security ini bekerja sama bahu membahu menjaga keamanan perusahaan dari segala bentuk ancaman, gangguan dan hambatan dalam menjalankan aktifitas dan produktifitas perusahaan. Meskipun berbeda ‘bendera’ perusahaan yang memenangi kontrak dengan perusahaan pemberi kontrak, tetapi kemampuan standard yang harus dimiliki oleh security out-sourcing harus minimal sama dengan security permanen yang  tertuang dalam kontrak kerja mereka.
Kolaborasi atau kerjasama antara security permanent dan security out-sourcing harus selalu dijalankan secara intens dan berkesinambungan, karenanya tidak ada yang lebih baik diantara satu dengan yang lainnya. Semua kualifikasi yang ada pada seorang security permanent juga harus dipunyai sama oleh security out-sourcing. Perbedaannya antara lain adalah pada security out-sourcing mereka dikontrak hanya dalam durasi waktu dua tahun. Setelah itu biasanya perusahaan pemberi kontrak akan  melakukan tender ulang lagi untuk menentukan securty provider yang baru untuk kontrak dua tahun kedepannya, begitu seterusnya. Mesipun terkadang, personel yang ‘existing’ dipertahankan saja oleh pemenang tender baru untuk bekerja dibawah  bendera perusahaan sebagai pemenang yang baru. Sedangkan untuk security permanent, hal itu diabaikan, dalam arti sekali menjadi security di perusahaan secara permanen, maka seseorang akan bekerja sampai usia pensiun yang ditentukan oleh perusahaan.
Selain itu, security out-sourcing akan bertanggung jawab langsung kepada perusahaan pemenang tender, sehingga pola ‘take home pay’ dan kesejahteraan lain diatur oleh induk perusahaannya. Jika dia bekerja di perusahaan pemberi kerja, maka perusahaan tersebut bertindak sebagai ‘user’ atau pengguna, sehingga hak dan kewajiban juga berbeda. Terkadang ada beberapa kejanggalan bagi security out-sourcing yang terjadi di lapangan berbeda dengan kenyataan yang tertulis di kontrak. Hal inilah perlu dikolaborasikan antara ‘user’ dengan perusahaan pemenang tender yang mempekerjakan securitynya untuk dicarikan jalan keluar terbaiknya.
Beberapa permasalahan yang sering timbul diantara perusahaan pemenang kontrak dengan security nya adalah masalah asuransi kesehatan. Biasanya sebelum menang kontrak dan dalam waktu tender presentasi, security provider menjanjikan hal-hal yang muluk dengan harapan bisa memenangkan tender, misalnya memberikan asuransi ‘gold’ yang dapat mengkover isteri dan dua orang anak. Tapi  kenyataan dilapangan setelah proses tender dimenangkan, asuransi dirubah diturunkan sepihak dari ‘gold’ ke ’silver’ dimana hanya menanggung isteri dan satu anak, misalnya. Dalamhal ini peranan ‘user’ untuk menjembatani antara kontrak mereka dengan ‘kenakalan’ perusahaan pemenang tender ini harus dilakukan, karena apabila ini dibiarkan akan berdampak pada semangat kerja menurun dan demotivasi si security out-sourcing dalam melaksanakan tugas operasionalnya dilapangan.
Hal lain yang sering terjadi adalah dalam merekrut karyawan. Biasanya ada semacam pemaksaan kehendak dari ‘lingkungan’ dimana perusahaan berada untuk mengharuskan penduduknya masuk bekerja menjadi ’security’ di perusahaan si pemenang. Cara-cara intimidasi dan teror juga kerap dilakukan dengan alasan putra daerah harus bekerja. Tapi yang perlu diingat adalah perusahaan pemenang harus memiliki kriteria tersendiri juga untuk merekrut securitynya, dan dia memilki kontrak dengan perusahaan yang memberikan tender untuk mengikuti kriteria security yang disyaratkan. Misalnya tinggi badan harus minimal 165 cm, memiliki sertifikat security dari Sekolah Polisi Negara, berbadan sehat dan sebagainya. Biasanya penduduk dilingkungan perusahaan pemberi tender tidak mau tahu dengan persyaratan tersebut, menurut pemikiran mereka penduduk lokal harus diutamakan bekerja, tanpa mengindahkan aturan-aturan yang ditetapkan perushaan sipemberi dan penerima tender. Kembali dalam hal ini kolaborasi antara user dengan security provider harus dijalankan untuk mengeliminir kerugian-kerugian yang muncul dipermukaan. Minta bantuan tokoh masyarakat lingkungan dan tokoh formal untuk mencarikan penduduk lokal yang memenuhi kriteria security dan lulus tes dengan perjanjian hanya menerima sekian persen penduduk lokal merupakan cara terbaik dari penyelesaian masalah diatas.
Tak dapat dipungkiri, security out-sourcing merupakan mesin pencetak uang bagi security provider pemenang tender pada suatu perusahaan. Kebijakan-kebijakan nakal yang sering dilakukan perusahaan pemenang tender terhadap securitynya terkadang dapat menguntungkan financial perusahaan tersebut dengan mengabaikan sedikit hak-hak karyawannya. Perlu dicatat bahwa keberhasilan perusahaan pemenang tender dan imej perusahaan sebagai security provider di perusahaan tergantung dari kinerja securitynya dilapangan. Karenanya, hak-hak dan kewajiban security out-sourcing dilapangan hendaknya tetap dijaga sehingga menghasilkan kinerja yang optimal. Kalau para security outsourcing dilapangan senang dan berhasil melaksanakan tugasnya secara optimal, secara tak langsung akan membawa imej perusahaan untuk menjadi yang terbaik. Konsekuensinya adalah akan banyak perusahaan yang akan menggunakan jasa securiytnya pada kontrak kedepan. Untuk mencapai hasil optimal tersebut peranan kolaborasi antara  ’user’ sangat penting sehingga semua berjalan dengan baik dan terkoordinasi. Security provider bertindak profesional, maka security dilapangan melaksanakan tugas dengan semangat dan si pemberi tenderpun akan dapat mencapai target perusahaannya.
kutipan dari,siwoko http://unik.kompasiana.com/2010/10/06/kolaborasi-dengan-security-provider/

Kalau Saya Satpam, Emang Kenapa ?!

Sejak dari bayi, setiap orang tua selalu mengharapkan dan menginginkan anaknya kelak menjadi seorang yang berguna bagi orang lain seperti; insinyur, dokter, dosen, dan profesi lain yang semuanya menarik dan hebat kedengarannya. Tidak seorangpun orang tua yang menginginkan anaknya menjadi orang rendahan atau memiliki profesi yang dianggap masyarakat rendah. Tapi, siapa yang bisa menentukan jalan hidup seseorang ?! ketika semua angan dan harapan orang tua ditanamkan, kenyatanya, oleh karena satu dan lain hal, semua harapan tinggal harapan dan anak yang dibesarkan tidak sebesar keinginannya. Lantas apa jadinya ?! Si anak akan dikucilkan dan dijauhkan dari keluarga yang dianggap lebih hebat dan lebih baik taraf hidupnya dari saudara-saudara yang lainnya.
Profesi apapun bentuknya bukanlah menjadi tolak ukur keberhasilan seseorang. Selama kita mencintai dan menghargai profesi kita secara maksimal, selama itu pula kita selalu dihadapkan pada tantangan tugas, hambatan dan rintangan dalam mencapai puncak tertinggi dari profesi yang kita kerjakan. Jika kita mampu meraih pada level tertinggi dari apa yang kita kerjakan, itulah yang disebut orang ‘profesional’. Jadi untuk menjadi profesional tidaklah harus seperti mimpi-mimpi orang tua kita dulu, dokter, insinyur, bankir, dosen dan sebagainya. Menjalankan profesi apa saja, jika kita mampu menjadi yang tertinggi di bagian tersebut, pasti ada manfaatnya bagi kita dan masyarakat pada umumnya.
Profesi ‘kebanggan’ pada suatu kurun waktu bisa berganti menjadi profesi yang dianggap ‘biasa’ pada kurun waktu berikutnya. Begitu juga sebaliknya, profesi akan berubah sesuai perkembangan jaman. Katakanlah profesi yang hebat dianggap orang adalah profesi seorang bankir, tahun 80-an. Semua orang tua berharap agar anaknya menjadi seorang bankir yang handal, karena profesi ini menjanjikan dan selalu ‘good looking’ dalam penampilan. Tak jarang di tahun itu, orang tua yang memiliki anak perempuanpun selalu memimpikan agar anaknya kelak bersuamikan seorang ‘bankir’ daripada profesi lainnya.
Namun ditahun 90-an, keinginan dan ekspetasi orang berubah terhadap profesi bankir. Pada era 90-an ini ‘tentara’ merupakan ‘first class’ dan selalu diagung-agungkan banyak orang. Apalagi ketika melihat ‘drum band  Akabri’  yang selalu display dimana-mana diseluruh Indonesia. Kegagahan seorang prajurit TNI merupakan impian dan dambaan banyak orang ketika itu. Apalagi, prajurit seakan merupakan anak emas negara dimana dia ada di seluruh sendi-sendi politik, sosial dan budaya. Prajurit berkiprah dan berpartisipasi dalam segala bentuk roda pemerintahan. Mulai dari lurah, camat, gubernur, sampai duta besar selalu banyak diisi oleh para prajurit, karena memang jamannya seperti itu. Sehingga profesi prajurit selalu diminati dan diagunggkan banyak orang ketika itu.
Di era tahun 2000-an, profesi berganti lagi dimana profesi orang yang bekerja di perusahaan ‘minyak dan gas bumi’ seperti; Pertamina, Chevron, Shell dan sebagainya menjadi incaran banyak orang. Di saat-saat ekonomi mengalami goncangan yang cukup signifikan, orang-orang yang bekerja di perusahaan ini tidak akan berpengaruh besar. Demikian halnya ketika dolar Amerika Serikat semakin menguat dan berimbas kepada naiknya harga kebutuhan pokok ditanah air. Guncangan ini tidak akan terasa manakala harga minyak dunia semakin tinggi, maka semakin banyak pula penghasilan orang-orang yang berprofesi dibidang ini.
Berbagai prasangka dan perkiraaan orang terhadap beragam profesi semakin majemuk. Demikian juga harapan orang tua dan banyak orang terhadap sebuah profesi semakin beragam. Namun yang penting diingat adalah bagaimana kita menjalankan profesi yang kita tekuni menjadi seorang yang profesional dibidangnya. Apapun bidang kerja yang kita geluti merupakan jalan hidup yang sudah digariskan tuhan terhadap umatnya. Cintai dan banggakan profesi pekerjaan kita, kalau kita memang ingin harga kita menjadi tinggi, raihlah kerja kita secara profesional tanpa mempedulikan apapun profesi kita itu. Justru kalau kita menjalankan suatu profesi pekerjaan dan hasilnya hanya ‘rata-rata air’ tidak ada sesuatu yang bisa menjadikan kita bangga adalah sesuatu yang sia-sia. Namun, bila kita menjadi yang tertinggi dalam menjalankan profesi kita, itu baru luar biasa, apapun bentuk profesi itu.
Dulu ketika orang melihat profesi ’satpam’, kebanyakan orang hanya mencibir dan melihat dengan sebelah mata. Karena satpam selalu dianggap suatu pekerjaan rendah dan hina yang hanya menggunakan fisik semata, tanpa ilmu pengetahuan yang mumpuni. Namun ketika profesi semakin berubah, dimana berbagai profesi kebanggan dan harapan orang banyak berubah, maka berubah pula profesi satpam di negara ini.
Satpam di perusahaan minyak dan gas memiliki standar numeralisasi yang berbeda dengan perusahaan bidang lain, bahkan lebih ‘tinggi sedikit’ dari profesi lain yang setingkat pada posisinya. Seperti dokter, insinyur, bankir dan dosen yang dulu merupakan kebanggan. Satpam diperusahaan yang bergerak dibidang ini juga memiliki ‘frame of experience’ dan ‘frame of refference’ yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan profesi apapun yang dulu pernah menjadikan kebanggaan banyak orang. Sebagai contoh, tak sedikit mantan prajurit dan prajurit aktif yang minta ‘early retired’ dan bangga untuk bisa bergabung dengan perusahaan yang bergerak dibidang ini. Satpam juga didukung dengan pengetahuan dan peralatan canggih yang handal untuk menjaga objek vital nasional yang dipercayakan kepadanya untuk diamankan. Konsekuensinya adalah penghasilan dan fasilitas satpam bisa dikatakan diatas rata-rata dari profesi lain. Nah sekarang, kalau saya satpam, emang kenapa …?!
kutipan dan share dari :siswoko..http://sosbud.kompasiana.com/2010/12/07/kalau-saya-satpam-emang-kenapa/

Sabtu, 02 Oktober 2010

Catatan Seorang Satuan Pengaman (Satpam)

Satuan Pengaman atau lebih dikenal dengan Satpam atau Security merupakan suatu profesi yang masih dianggap kecil dan dilakukan orang-orang yang dianggap ‘low level’ atau kalangan bawah saja. Satpam, selalu identik dengan ‘penjaga malam’ yang konon bisa dilakukan siapa saja asal berbadan tegap, sangar dan berani.
Padahal tidak semua anggapan demikian benar, Satpam dapat dikatagorikan dengan suatu pekerjaan yang tidak hanya dilakukan kalangan rakyat bawah saja, tapi tergantung dimana dan perusahaan apa dia ditempatkan. Misalnya saja, Satpam di pasar tentu saja harus seorang yang memiliki kriteria ‘pasar’ dalam arti; keras, berani dan sanggup melakukan berbagai antisipasi kekasaran di pasar. Begitu juga Satpam di rumah sakit, dia juga akan selalu dituntut untuk sigap dalam berkomunikasi dengan para pasien dan keluarga yang sering membezuk ke rumah sakit dengan segala permasalah di rumah sakit. Karena selalu berhubungan dengan orang sakit, tentu saja yang sering dilihat adalah wajah-wajah kuyu dan kesakitan para pasien dirumah sakit. Lain halnya dengan Satpam di kalangan perhotelan dan bank, dia lebih dituntut untuk selalu ‘good looking’ dan ramah terhadap costumernya. Satpam dapat dikategorikan dan diklasifikasikan dimana dia ditempatkan. Lebih penting lagi Satpam merupakan suatu profesi yang sama pentingnya dengan profesi lain seperti; guru, dosen, dokter, insinyur, pengacara dan yang lainnya.
Satpam memiliki tugas pokok antara lain; menjaga asset perusahaan, menjaga personnel perusahaan, nama baik perusahaan serta integritas antar karyawan. Untuk mendukung tugas pokoknya, Satpam juga dilatih dan dibina oleh kepolisian yang dituangkan dalam undang-undang negara. Sekaligus menjadi perpanjangan tangan kepolisian untuk melaksanakan tugas membantu keamanan disuatu tempat.
Untuk menambah wawasan dan bidang kerjanya, terkadang Satpam juga dilengkapi dengan alat peralatan yang canggih untuk melaksanakan tugas pokoknya seperti; CCTV, shock gun, VTS (vehicle Tracking System) sebuah alat untuk memonitor keberadaan kendaraan maupun kapal dalam melakukan wilayah operasinya, atau GPS (Global Posisitin System) dan sebagainya. Terkadang alat peralatan pendukung ini lebih baik dan lebih canggih kualitasnya dibadingkan dengan alat peralatan yang dimiliki oleh institusi keamanan negara.
Dalam tulisan ini saya ingin berbagi pengalaman terhadap pembaca tentang catatan saya sebagai seorang Satpam, yang mungkin dapat menjadikan hal menarik bagi pembaca. Meskipun pendapat umum kebanyakan menyatakan Satpam merupakan golongan bawah (low level) ternyata ada sisi menarik pekerjaan Satpam yang juga bisa dibanggakan dan tanggung jawab yang sama dengan profesi lain.
Satpam dengan Wing Tembak.
Sesuatu yang tidak mungkin terjadi menurut pengertian awam bahwa Satpam juga dilatih menembak. Apalagi jika mengingat kepemilikkan senjata api (senpi) merupakan hal yang sangat sulit untuk dilakukan karena maraknya kasus terorisme belakangan ini. Namun dalam salah satu pelatihan Satpam, biasanya dilakukan oleh Sekolah Polisi Negara (SPN) ada beberapa materi pengenalan dan praktek menembak.
Beberapa perusahaan khususnya yang bergerak dibidang perhotelan menuntut Satpamnya untuk memiliki ketrampilan menembak, khususnya hotel yang berbintang lima. Meskipun tidak memiliki Senpi, di kalangan perhotelan acapkali ditemukan senpi yang tidak terkunci dan unsafe yang dimiliki oleh tamu, dan tergeletak begitu saja di meja kamar sehingga diharapkan para petugas Satpam dapat mengamankan senpi tersebut sebagai tindakan awal dan melaporkan ke Kepolisian untuk tindakan berikutnya.
dokumen pribadi)
Penyematan Wing Tembak (sumber: dokumen SLJ)
pribadi)
Persiapan menembak Satpam (dok: SLJ)
Gambar diatas adalah latihan para Satpam salah satu hotel di Jakarta beberapa waktu yang lalu. Sesuai dengan misi hotel “how to delight costumer” maka pelajaran ini sangat penting untuk menjaga citra managemen hotel, sekaligus diharapkan Satpam mampu dalam menangani masalah senpi sampai melaporkannya ke polisi jika menemukan. Pemberian wing tembak juga diberikan pada sesi ini oleh penyelenggara pelatihan, sehingga membuat para Satpam lebih percaya diri dalam melaksanakan tugasnya.
Sumber Daya Manusia Satpam.
Selain ilmu kemanan yang dibekali oleh kepolisian negara, pada tingkat lanjutan beberapa Satpam perusahaan mewajibkan mereka untuk mengikuti training keselamatan kerja seperti; fire fighting, first aid, on scene commander, risk management, cause tree analyst dan sebagainya. Untuk beberapa perusahaan oil and gas bahkan mengirimkan Satpamnya ke luar negeri untuk menjadikan Satpam profesional sesuai tuntutan tugas. Semua ilmu ini didapatkan secara beringkat dan berlanjut dengan vendor-vendor profesional di dalam dan luar negeri. Dengan ilmu keselamatan kerja yang dimiliki ini, bayangan semula bahwa satpam hanyalah ‘penjaga malam’ akan terkikis dengan hal lain yang dipelajari secara profesional pula.
pribadi)
Fire fighting training (dok: BSP)
BSP)
Helicopter fire fighting (dok : BSP)
Gambar diatas merupakan beberapa pelatihan pemadam kebakaran dengan helikopter dan kapal dilaut lepas. Selain itu Satpam juga diajarkan penyelamatan darurat di laut melalui ’sea survival training’ dan ‘helicopter under water training’.
Kamampuan lebih Satpam ini sangt berguna bagi perusahaan, mengingat Satpam merupakan ‘first liner’ atau orang yang selalu berada di garis depan selama 24 jam secara terus menerus dalam keadaan aman maupun emergency. Pencegahan awal tentang suatu situasi bahaya seperti fire fighting dan hal lain, tentu saja dilakukan seoran Satpam sebelum dia melaporkan ke departmen lain yang lebih berkompeten.
Pemimpin Satpam, biasanya selalu diambil dari pensiunan militer dan polisi, bahkan ada beberapa perusahaan mengambil mantan dari keduanya yang berusia muda (pensiun dini) dari satuannya. Secara tidak langsung, ’sang komandan’ istilah pimpinan satpam terhadap anggotanya memiliki kemampuan managerial dan disiplin yang cukup tinggi untuk mengembangkan SDM satpam yang dipimpinnya. Kalau semasa aktif, kebebasan mengembangkan pendapat maupun kemampuannya terbatas, maka di perusahaan yang profesional, kemampuan lain dari sang komandan sangat dituntut dan dihargai tinggi untuk mengelola suatu keamanan perusahaan. Semua ide sang komandan, asalkan teruji dan dianggap baik, maka mereka tidak perlu bingung mencari dana untuk mendukung pemikirannya menjadi kenyataan. Apresiasi berupa bonus dan financial lainnya acapkali diterima ketika idenya dianggap perusahaan merupakan masukan positif ditempat dia bekerja. Suatu hal yang bertolak belakang ketika mereka masih di satuan sebelumnya.
Dari segi tunjangan finansial, tak dapat dipungkiri untuk Satpam tingkat bawah selalu mengacu pada upah minimum regional (UMR) hal ini merupakan ketentuan dai pemerintah. Sehingga relatif cukup untuk menghidupi keluarganya secara normal. Bahkan untuk para manager Satpam diperusahaan strategis, parap komandan satpam memiliki bayaran financial lebih dibandingkan dengan karyawan biasa lainnya.
Demikian catatan seorang Satpam yang sedang dalam taraf belajar terus untuk menjadi Satpam yang profesional. Selain menjalankan tugas pokok secara mantap, trengginas dan cepat, pekerjaan menjadi seorang Satpam adalah pilihan dan suatu kehormatan. Pilihan dengan dukungan perusahaan yang penuh dan waktu yang banyak untuk meningkatkan kemampuan lain selain ilmu keamanan.
Satpam, memang merupakan bahagian kecil dari suatu chart organigram perusahaan yang dianggap tidak dapat secara langsung meningkatkan penghasilan perusahaan, namun tanpa satpam yang profesional, penghasilan perusahaan tidaklah bisa tercapai.
Penulis : Siswoko, adalah seorang Satpam dan  bangga memilih profesi ini dalam hidupnya.
kutipan dari..http://sosbud.kompasiana.com/2010/07/15/catatan-seorang-satuan-pengaman-satpam/

Satpam dengan Tugas Internasional

Satuan Pengamanan atau dikenal dengan Satpam merupakan suatu pilihan profesi yang semakin ‘berdaya jual’ tinggi dewasa ini. Hal ini terkait dengan maraknya masalah-masalah kriminal baik yang berskala regional maupun internasional. Bahkkan semakin banyak persoalan, semakin banyak pula satpam yang dilatih untuk mengantisipasi segala bentuk ancaman, hambatan, dan gangguan terhadap pribadi maupun perusahaan. ” Semakin kacau suatu negara, maka semakin tinggi pula peranan satpam”, karena merekalah ujung tombak sebagai ‘perpanjangan tangan’ tugas kepolisian yang secara khusus bertugas; mengatur, menjaga, mengawal dan patroli (turjawali) dalam suatu wilayah tugasnya masing-masing. Alasan lain, karena jumlah ideal polisi tidak sebanding dengan jumlah orang yang harus diamankan sehingga sampai ke wilayah-wilayah terkecil. Karenanya secara formil, melalui Surat Keputusan Kapolri dibentuklah wadah Satpam sebagai andalan pengamanan dilapangan membantu tugas pokok kepolisian negara.Salah satu tugas internasional Satpam adalah “ISPS Code”, atau singkatan dari ‘International Ship and Port Facility Security’ . Dimana dengan aturan atau ‘kode’ internasional ini satpam dengan elemen lain di suatu pelabuhan membantu jalannya organisasi ISPS Code dibawah langsung International Maritime Organization (IMO) yang berkedudukan di Inggris. Sedangkan beberapa pelabuhan laut di dunia ini mengharuskan untuk masuk dalam keanggotaan secara internasional.
Persyaratan khusus ISPS.
Awalnya, peraturan Internasional tentang pengamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhan di amandemenkan oleh para diplomatik peserta konperensi keamanan maritime dunia pada bulan Desember tahun 2002 di London. Melalui Perjanjian Internasional tentang Keselamatan Jiwa di Laut, 1974. (SOLAS 74) dan di ratifikasi oleh Pemerintah Republik Indonesia selaku Contracting Governments selanjutnya diberlakukan secara serentak diseluruh pelabuhan negara negara anggota IMO, terhitung mulai tanggal 1 Juli 2004.
BSP/SEC
Sumber :BSP/SEC
Salah satu persyaratan anggota ISPS yang berlaku dibelahan dunia adalah; harus melaksanakan ‘exercise’ atau latihan secara terpadu selama kurang lebih 18 bulan sekali, melakukan ‘drill’ atau ‘latihan kering’ tentang prosedure baku ISPS dan menginventori semua alat peralatan ISPS dan sebagainya disuatu pelabuhan. Selain itu, peranan pemerintah RI melalu Departemen Perhubungan Laut juga sangat penting dalam pelaksanaan ISPS ini, antara lain; mengadakan audit secara berkala, memberikan/mencabut sertifikasi bagi pengelola ISPS termasuk tugas Port Facility Security Officer (PFSO) atau yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan ISPS dalam suatu pelabuhan laut secara umum.
Dalam melaksanakan latihan ini semua aparat yang berhubungan dengan pelabuhan disuatu tempat harus dilibatkan. Misalnya; Syahbandar, Polisi, Angkatan Laut, keamanan dan keselamatan kerja, pengelola pelabuhan dan yang tidak kalah penting adalah peranan Satpam yang telah bersertifikat ISPS.
Contoh skenario ISPS dapat digambarkan sebagai berikut; sebuah kapal tanker berbendera asing sedang ‘loading fuel’ atau mengisi minyak di suatu ‘SBM’ atau’Single Buoy Moring’ dimana sedang dilaksanakan proses pengisian bahan bakar minyak dari suatu anjungan pengeboran di lepas pantai ke tanker.
Di dalam aturan ISPS, satpam harus patroli mengelilingi tanker dan SBM ketika loading fuel berlangsung. Kemudian tugas patroli adalah menghalau sampan, boat atau siapapun untuk mendekati tanker tersebut dengan jarak minimal sekitar 1 nautikal mile. Ini adalah ’standard prosedure operation’ yang harus dipatuhi oleh seluruh anggota ISPS dan tidak boleh ditawar-tawar lagi.
Kemudian, pada waktu yang hampir bersamaan sebuah kapal nelayan berusaha mendekati tanker dan patorli satpam harus segera ‘intercept’ kapal nelayan tersebut. Langkah pertama, patroli satpam yang diperkuat oleh TNI Angkatan Laut, segera menghalangi kapal tersebut dan minta agar segera menjauh dari tanker melalui pengeras suara dari kapal patroli. Apabila peringatan ini juga tidak digubris oleh awak kapal, maka patroli satpam dan angkatan laut berhak untuk memeriksa kapal dan awak kapalnya. Jika memang terdapat hal-hal yang mencurigakan, maka patroli membawa kapal tersebut ke pelabuhan untuk selanjutnya melakukan investigasi awal dan menyerahkan barang bukti dan orang yang mencurigakan tersebut ke polisi, sebagai tindakan pengamanan berikutnya.
Namun biasanya ditengah-tengah, skenario patroli satpam dan awak kapal sedang berlangsung di laut lepas. Situasi lain ‘ditimbulkan’ lagi di posko satpam di pelabuhan. Di skenariokan bahwa di pelabuhan ‘disusupi’ oleh sesorang yang tidak memiliki ‘access card’ atau kartu akses masuk ke pelabuhan dengan membawa ’sesuatu’ yang mencurigakan; kotak dengan beberapa kabel melilit dan baterray kecil mirip dengan sebuah ‘detonator’ yang siap ledak.
Tindakan satpam di pos adalah menanyakan dan kemudian bersama-sama dengan polisi menangkap orang yang mencurigakan tersebut selanjutnya mengamankan barang yang dicurigai sebagi ‘bom’. Tentu saja tidak segampang ini, prosedur tetap menangani ‘bomb threat’ atau ancaman bom sudah secara detail digariskan dalam ’standard operational prosedure’ satpam dan ISPS. Memasang ‘police line’ dan menjaga sekitar beberapa ratus meter agar orang tidak mendekat apalagi memegang dan menggoncang barang yang mencurigakan tersebut. Ini merupakan beberapa langkah yangharus dilakukan oleh seorang satpam ISPS ketika menemukan ancaman bom di pelabuhan.
Jadi, ketika di tanker mendapat gangguan dan proses pengamanan sedang dilakukan. Dalam waktu yang bersamaan di pelabuhan ada ancaman bom. Team keselamatan atau ’safety team’ segera diminta untuk mendatangkan ‘pemadam kebakaran’ lengkap dengan awaknya baik dengan menggunakan air dan ‘foam’ atau busa sebagai sarana pemadam. Team safety ini harus segera mendekat lokasi sasaran, guna mengantisipasi keadaan di darat. Sedang team ’safety’ di laut siap menggunakan ‘fire fighting boat’ atau kapal pemadam kebakaran di laut dengan kapal spesial yang ‘designed’ khusus untuk pemadam kebakaran di laut lepas. Sekaligus mengantisipasi jika ada kebocoran minyak ke laut dengan orang dan peralatannya lengkap.
BSP/SEC
Sumber : BSP/SEC
Bagaimana dengan team medik ? Sama halnya dengan team safety, team medik dengan dokter dan ambulance segera diperintahkan mendekat sasaran. Koordinasi medik dilakukan dengan rumah sakit terlengkap yang menjadi acuan perusahaan, jika terdapat korban dan langkah-langkah ‘medivac’ atau penyelamatan korban dari pelabuhan atau laut lepas ke rumah sakit menjadi tanggung jawab dokter yang bertugas saat itu. Ditambahkan lagi, kemungkinan ‘medivac’ dengan hellicopter juga menjadi urusan team medik selanjutnya untuk dikoordinasikan.
Sementara itu, team produksi bersiap-siap untuk melakukan ’shut down’ atau penutupan sumur-sumur minyak dan gas apabila semua hambatan tersebut menjadi berskalal besar dan dapat mengakibatkan terganggunya produksi yang lebih parah. Team produksi dan ‘team maintanance’ akan bergabung untuk mengantisipasi masalah mesin produksi dan sebagainya dan menyiapkan minimal personnel dengan tetap menjalankan produksi.
Sumber BSP/SEC
Sumber BSP/SEC
Ruang Kendali Operasi.
Ketika alarm keadaan darurat berbunyi, semua pimpinan masing-masing unit harus segera menuju ke ruang pengendali operasi atau sering disebut dengan ‘ECC Room’ atau ‘Emergency Control Center’ yang khusus dilengkapi dengan; radio, telephone, satelite, tempat simulasi semua instansi dan juga alat peralatan pendukung lainnya yang serba canggih. Sementara itu, bila alarm bahaya berbunyi, semua orang dilapangan yang sedang bekerja harus menghentikan dahulu pekerjaaannya dan menuju ke arah ‘muster point’ atau titik berkumpul terdekat. Ini dimaksudkan untuk mengetahui jumlah orang yang ada dan mencocokkan dengan kartu ‘POB’ atau ‘personnal on board’ yang ada di posko satpam. Karena kehilangan satu orang saja berarti nyawa dan sangat berarti bagi asset perusahaan dan harus dicari.
Semua pimpinan di bagiannya masing-masing menerima arahan dari kepala lapangan tentang situasi yang berkembang dan ’siapa mengerjakan apa’ sebagai langkah yang harus didiskusikan dan ditetapkan di ECC. Misalnya, bagian satpam menghubungi anggota dilapangan untuk segera menutup pintu akses masuk/keluar, koordinasi dengan angkatan laut dan polisi atau satuan gegana ketika terjadi bom, mengantisipasi berita yang keluar terhadap wartawan/pers serta mengatur akses ambulance, pemadam kebakaran dan mengantisipasi massa yang ingin tahu tentang suatu keadaan darurat dan sebagainya. Perintah satpam dari ECC disampaikan dengan radio dan telephone baik ke kapal, pelabuhan, pos-pos satpam dan sebagainya.
Setiap langkah selalu dicatat di ruang pengendali operasi ini, berapa jumlah ‘personnel on board’, arah angin, bantuan dari siapa saja, koordinasi ke instansi gawat darurat, polisi, rumah sakit, tentara bahkan pemerintah jika diperlukan. Termsauk di dalamnya’standard operasional prosedure’ manual masing-masing bagian guna penyelesaian suatu masalah. Sistem koordinasi ini pada akhirnya akan menjadikan keputusan bersama, hasil pemikiran bersama terhadap masalah keadaan darurat yang dihadapi, sehingga efisien dan praktis.
Untuk menggambarkan sesuatu dengan detail di lapangan tempat terjadinya situasi darurat ada orang yang ditugaskan khusus dan disebut ‘on scene commander’ atau komandan lapangan. Dia bertugas merinci secara detail kejadian dilapangan, sehingga memudahkan orang di ECC untuk memutuskan harus berbuat apa dan bagaimana. ‘On scene commander’ harus menggambarkan sesuatu dengan jelas dan tepat. Misalnya, dia melaporkan “telah terjadi kebakaran dan api menyala sangat tinggi…” Pertanyaannya di ECC adalah ’sangat tinggi’ bersifat subjektif dan tidak menggambarkan keadaan yang tepat. Dia harus melaporkan misalnya ” api karena kebakaran minyak mentah mencapai sekitar 20 meter ke atas, dengan arah angin sekitar utara ke selatan..”. Penjelasan ini akan sangat membantu team keamanan untuk menempatkan arah pemadam kebakaran dan bahan apa yang akan digunakan untuk menghentikan kebakaran akibat minyak mentah.
Semua kejadian diatas adalah salah satu tugas internasional satpam di perusahaan objek vital nasional (obvitnas) selain tugas internasional lainnya. Memang, satpam bukanlah satu-satunya unit yang sangat penting dalam suatu organisasi obvitnas, tetapi satpam yang bertugas di obvitnas dituntut untuk selau profesional dan mahir dalam menjalankan tugas pokoknya sama dengan profesi lain di tempat yang bergengsi ini.
ISPS Code adalah salah satu tugas internasional yang mengharuskan satpam mampu dan mahir dalam menghadapi setiap ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan di pelabuhan. Dalam tugas internasional ini, semua satpam harus bersertifikasi dan profesional. Bayangkan,ketika semua aturan ISPS tidak diikuti, maka sertifikasi ISPS bagi suatu pelabuhan laut akan dicabut. Konsekuensinya adalah, semua kapal tanker tidak dapat berlabuh di pelabuhan tersebut, berarti minyak atau gas tidak dapat dijual ke pembeli manapun di luar negeri. Padahal devisa negara dari sektor minyak dan gas bumi ini merupakan kontribusi terbesar untuk menjalankan roda republik ini. Hidup satpam…!
kutipan dr,,http://luar-negeri.kompasiana.com/2010/08/12/satpam-dengan-tugas-internasional/

Pelatihan / Training Security..

a. Pelatihan / Training Standar Pengamanan Obyek Vital
 
Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan batasan-batasan serta pola kemampuan pengamanan system operasional prosedur tentang pengaman obyek-obyek vital mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengontrolan sampai dengan system standarisasi laporan yang dibuat , adapun obyek-obyek vital adalah seperti Pertamina, Bank,PLN dsb.
 
b. Pelatihan / Training Investigasi Security.
 
Pelatihan ini bertujuan memberikan kemampuan investigasi kepada peserta pelatihan / training sehingga dapat membuat suatu laporan dan analisa apabila menangani suatu kejadian yang terjadi sesuai dengan wewenang dan porsi security sebagai pelaksana kepolisian yang terbatas.
 
c. Pelatihan / Training Inteljen Security.
 
Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan tahapan-tahapan dan kemampuan inteljen dalam melaksanakan tugas-tugas inteljen dilapangan kepada peserta guna mengungkap suatu masalah/kejadian yang timbul di lapangan di sertai dengan proses dokumentasi yang di perlukan guna membantu tugas-tugas aparat Kepolisian yang terkait.
 
d. Pelatihan  / Training Antisipasi Teror Bom.
 
Peserta pelatihan/training diharapkan mempunyai kemampuan untuk mengantisipasi adanya suatu kejadian bom mulai dari informasi yang yang akurat yang diterima, proses-proses tindakan pengecekan yang dilakukan di lapangan, koordinasi dengan pihak Kepolisian yang terkait (Satuan Gegana dari Kepolisian), proses-proses evakuasi tenant pada saat2 sterilisasi area dalam rangka pengecekan oleh satuan Gegana, system laporan yang dibutuhkan baik kepada manajemen perusahaan maupun kepada pihak Kepolisian.
 
e. Pelatihan / Training Manajemen Security.
 
Peserta pelatihan/training diharapkan mempunyai kemampuan untuk mengelola system operasional prosedur dalam system informasi, system integrasi data, serta system pola pengamanan lapangan yang dilaksanakan.
 
f. Pelatihan / Training Beladiri Security.
 
PT. Putra Tidar Perkasa mempunyai pelatih-pelatih sertifikasi kompetensi beladiri yang mampu melatih individu yang terakreditasi mulai dari Karate, Pencak Silat, Tenaga Dalam, kung fu dan dapat di andalkan guna peningkatan kemampuan beladiri individu.
 
g. Pelatihan / Training Pengamanan Pribadi ( Body Guard).
 
Peserta pelatihan / trining ini diharapkan mempunyai kemampuan untuk mengamankan pribadi baik secara system operasional procedure, kemampuan antisipasi tekhnis apabila terjadi permasalahan di lapangan, kemampuan beladiri, serta kode etik dalam melaksanakan prosess pengamanan pribadi di lapangan.
 
h. Pelatihan Pengetahuan Penanganan Demonstrasi.
 
Peserta latihan / training ini diharapkan mempunyai kemampuan menangani kejadian demonstarsi mulai dari penyiapan lokasi (sterilisasi area) demonstrasi,koordinasi dengan pihak kepolisian yang terkait,  proses defence (garis-garis pertahanan) apabila demonstran keluar area demonstrasi yang di persiapkan, dokumentasi atas demonstrasi, pembubaran demontran, system laporan atas kejadian demonstrasi.
 
i. Pelatihan System Dokumentasi ISO 9001:2000.
 
Peserta latihan/training ini diharapkan dapat mempersiapkan permintaan-permintaan dokumentasi standard dari ISO 9001:2000 yang telah di tetapkan dalam persyaratan sertifikasi ISO 9001:2000.
 
j. Pelatihan System Operasional Prosedur Pengamanan Umum.
 
Peserta latihan / training ini dapat mengetahui system standarisasi operasional prosedur serta dokumentasi yang telah di bakukan oleh perusahaan secara umum di dalam melaksanakan tugas-tugas pokok pengamanan perusahaan.
 
k. Pelatihan System Operasional Prosedur Pengamanan Khusus.
 
Peserta pelatihan/training ini diharapkan dapat mengetahui secara detail tentang standarisasi system operasional prosedur pola pengamanan secara khusus mulai dari perencanaan, prosess, system dokumentasi, sampai dengan system laporan yang dibuat di dalam melaksanakan pengamanan khusus di lapangan.

Kamis, 23 September 2010

Rancangan Pengamanan

oleh: Dadang Sudiadi
Desain pengamanan merupakan mekanisme pencegahan kejahatan, yang kehadirannya sangat penting untuk mengupayakan agar kejahatan tidak terjadi, sehingga kerugian yang diakibatkannya dapat diminimalisasi atau bahkan dihilangkan. Untuk dapat melakukan desain pengamanan (security design) dengan baik dan komprehensif, yang pertama harus dilakukan adalah mengetahui alasan utama dari penyusunan desain tersebut. Dalam arti, kita harus mengetahui alasan pentingnya penyusunan desain dan tujuan akhir dari penyusunan desain tersebut. Karena itu kita harus mengetahui kondisi dan situasi keamanan dan pengamanan saat ini serta perkiraan potensi ancamannya. Untuk dapat mengetahui hal tersebut, langkah utama yang harus dilakukan adalah mengumpulkan data dan fakta tentang kejahatan yang terjadi, kualitas serta kuantitas pengamanan saat ini serta kondisi dan situasi lingkungan sekitar.
Dalam konteks perbaikan sistem pengamanan, semestinya pengumpulan data dilakukan dengan berbasis laporan harian yang kemudian akan menjadi laporan bulanan dan tahunan. Laporan seperti ini sangat penting dilakukan, karena perencanaan desain dan implementasi desain serta evaluasi desain harus didasarkan pada keadaan saat ini. Setelah data tersebut terkumpul, langkah yang harus dilakukan kemudian adalah menganalisis data tersebut untuk kemudian merumuskan desain. Clarke (1997) dalam bukunya Situational Crime Prevention, menyampaikan bahwa untuk menyusun suatu desain pengamanan dilakukan dengan menggunakan The Action Research Methodology.
Setelah menganalisis fakta dan data tentang ancaman faktual dan potensi ancaman, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis kondisi situasional yang memungkinkan dilakukannya kejahatan. Seperti, kualitas barrier, kemampuan peralatan elektronik untuk pengamanan, kemampuan personel sekuriti, termasuk jumlah dan kualitasnya, setting ruangan fisik, serta ruangan yang memungkinkan dilakukannya pengawasan.
Data menunjukkan bahwa potensi ancaman akan menjadi nyata jika ditunjang dengan peluang atau kesempatan yang tersedia. Karena itu, data tentang profil kejahatan di suatu tempat dan kondisi tertentu sangat diperlukan untuk bahan dasar penyusunan design security. Clarke mengatakan terdapat empat kelompok teknik penurunan kesempatan dilakukannya kejahatan, yaitu Increasing Perceived Effort, Increasing perceived risks, Reducing Anticipated Rewards, dan Removing Excuses.
Secara situasional bila keempatnya telah terimplementasi maka diharapkan pencegahan kejahatan dengan mengintervensi peluang dilakukannya kejahatan, dapat terlaksana. Namun, desain fisik saja tidak cukup untuk menanggulangi kejahatan, khususnya dalam konteks mencegah terjadinya kejahatan. Oleh karena itu, peran aktif anggota komunitas, termasuk di dalamnya karyawan suatu perusahaan, sangat penting.

Tingkat Pengamanan
Tentunya kita menginginkan suatu desain pengamanan yang akan menghasilkan perlindungan maksimal, baik terhadap orang, barang maupun bukti dan keterangan. Dalam konteks ini Gigliotti dan Jason (1984) dalam bukunya Security Design For Maximum Protection mengemukakan bahwa terdapat lima level pengamanan fisik, yaitu Minimum Security, Low-level Security, Medium Security, High-level Security dan Maximum Security.
Minimum security; suatu sistem didesain untuk menangkal (impede) kegiatan eksternal yang tidak diharapkan. Pengamanan di tingkat ini biasanya dilakukan di perumahan, dengan menggunakan penghalang-penghalang fisik yang sederhana, seperi pintu dan jendela biasa yang dilengkapi dengan kunci-kunci biasa.
Low-level security; mengacu pada suatu sistem yang didesain untuk menangkal dan mendeteksi kegiatan-kegiatan eksternal yang tidak diharapkan. Pengamanan di tingkat ini, telah menggunakan kunci yang tingkat pengamanannya tinggi, menggunakan halangan atau pembatas pengamanan fisik dasar, penerangan yang sederhana, dan menggunakan sistem alarm dasar.
Medium security; sistem pengamanan yang didesain untuk menangkal, mendeteksi dan menilai tindakan-tindakan eksternal yang tidak diharapkan dan beberapa tindakan internal yang tidak diharapkan. Pengamanan di tingkat ini telah memenuhi kriteria yang seharusnya dipenuhi untuk minimum level dan low-level security, dengan menggunakan sistem alarm dengan remote control yang baik, pembatas dan penghalang fisik yang tinggi daya pengamanannya, dan petugas pemantau dengan kemampuan komunikasi dasar.
High-level Security; sistem pengamanan yang didesain untuk menangkal, mendeteksi, dan menilai banyak tindakan-tindakan eksternal dan internal yang tidak diharapkan. Pengamanan pada tingkat ini telah menggunakan CCTV, Perimeter sistem alarm, personel yang terlatih dengan kemampuan komunikasi yang baik, access control, penerangan yang sangat baik, koordinasi dengan penegak hukum lokal, dan perencanaan formal tentang keadaan darurat.
Maximum security; suatu sistem yang dirancang untuk menangkal, mendeteksi, menilai, dan menetralisasi seluruh tindakan-tindakan eksternal dan internal yang tidak diharapkan. Pengamanan di tingkat ini sudah menggunakan sistem alarm yang sangat canggih, dan menggunakan personel yang sangat terlatih dan memiliki kemampuan responsif yang sangat baik, selain menggunakan teknologi pengamanan yang dipergunakan di high-level security.

Sekuriti Itu Cerdas
Untuk dapat menghasilkan sistem pengamanan maksimum yang baik akan sangat tergantung dari perencanaannya. Dua pertanyaan penting berkenaan dengan perencanaan ini adalah apakah yang akan dilindungi dan seberapa pentingkah perlindungan tersebut. Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut di atas, kita memerlukan data yang lengkap tentang kondisi existing pengamanan, ancaman faktual yang terjadi saat ini (jenis kejahatan dan profil kejahatannya serta pelaku dan modus operandinya, juga sasaran kejahatannya) serta peluang yang tersedia saat ini. Sebagai gambaran dapat dijelaskan bahwa Struktur sosial ekonomi, yang terdiri dari demografi, geografi, industrialisasi, urbanisasi, kesejahteraan, kesehatan, kebijakan pendidikan dan institusi hukum dan politik, mempengaruhi terbentuknya life style atau aktivitas rutin seperti kesenangan, pekerjaan, belanja dan kepemilikan tempat tinggal. Serta lingkungan fisik, seperti bentuk perkotaan, tipe perumahan, teknologi komunikasi dan kendaraan.
Keduanya akan sangat dipengaruhi oleh keberadaan dan kinerja pengamanan. Apabila pengamanan, pengawalan, pengawasan dan penjagaannya kurang maka akan memunculkan struktur kesempatan dilakukannya kejahatan. Sehingga akan menghasilkan korban kejahatan (perempuan yang sendirian, pemabuk, dan orang asing), target kejahatan (mobil, bank, toko) dan alat bantu kejahatan (senjata, mobil, obat-obatan terlarang, dan alkohol). Karena itu, mengintervensi peluang merupakan upaya yang dapat dilakukan oleh pendekatan situasional untuk mencegah terjadinya kejahatan.
Membuat desain pengamanan harus dilakukan dengan mendasarkan pada kebutuhan dan kondisi pengamanan serta ancaman faktual terhadap objek tertentu. Sehingga desain pengamanan tersebut bersifat kontekstual, tergantung dari waktu, tempat dan jenis kejahatan yang terjadi. Mendesain Physical Barriers, seperti pintu gerbang, pintu kantor, pintu rumah, atap, lantai, dinding, pagar, harus dilakukan untuk diarahkan agar calon pelaku kejahatan, mempersepsikan bahwa calon sasaran kejahatannya sangat berisiko dan memerlukan upaya yang tidak mudah.
Begitu juga dengan teknologi dan sistem penguncian. Sistem alarm yang mumpuni, baik dalam konteks sistem operasinya, sistem monitoringnya, sistem pencatatannya, dan sistem pemeliharaannya. Sistem alarm ini akan bemanfaat untuk melakukan penangkalan dan deteksi. Electronic device lainnya, seperti CCTV, access control, check point, dan lainnya, juga sangat penting keberadaannya untuk menghasilkan desain sekuriti yang dapat melindungi secara maksimal pula.
Namun, peralatan atau teknologi device serta penerangan yang seperti itu, akan sangat tergantung pada sumber daya manusianya, termasuk personel sekuriti, baik jumlah maupun kualitas kinerjanya. Berkenaan dengan personel sekuriti ini, perannya harus lebih diarahkan pada kemampuan mencegah terjadinya kejahatan, dari pada kemampuan mengungkap kasus kejahatan. Oleh karena itu, diperlukan personel sekuriti yang cerdas dan memiliki sense of security yang baik, sehingga yang bersangkutan memiliki kemampuan untuk mendeteksi potensi ancaman dan sekaligus mengantisipasi terjadinya kejahatan. Untuk itu perlu sistem renumerasi dan penghargaan yang jelas berkenaan dengan prestasi dari para personel dan manajemen sekuriti

Penulis Adalah Krimonologi UI<kutipan>

Senin, 13 September 2010

MOHON MAAF LAHIR & BATHIN

Sejalan dengan berlalunya Ramadhan tahun ini
Kemenangan akan kita gapai
Dalam kerendahan hati ada ketinggian budi
Dalam kemiskinan harta ada kekayaan jiwa
Dalam kesempatan hidup ada keluasan ilmu
Hidup ini indah jika segala karena ALLAH SWT
Dengan kerendahan hati saya mengucapkan

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H
تقبل الله منا ومنك
Mohon maaf lahir dan bathin..

・・・・・・------★

Terselip khilaf dalam candaku. Tergores luka dalam tawaku, terbelit pilu dalam tingkahku, tersinggung rasa dalam bicaraku. Hari kemenangan telah tiba, moga segala dosa & kesalahan terampuni.
Mari bersama kita bersihkan dihari yang fitri.
SELAMAT IDUL FITRI,
Mohon maaf lahir & batin...

・・・・・・------☆

Faith makes all things possible.
Hope makes all things work.
Love makes all things beautiful.
May you have all of the three.
Happy Iedul Fitri.”..・。・゜★・。・。☆・

Minggu, 05 September 2010

SEKURITI itu Harus Punya Sertifikat Gada Pratama.....!!

Saat ini, tak semua orang dapat begitu saja menjadi petugas keamanan (security)



Sesuai Peraturan Kapolri No: Pol.24 Tahun 2007 tentang Sistem Pengamanan Manajemen Perusahaan/Instansi Pemerintahan, setiap petugas keamanan wajib memiliki sertifikasi Gada Pratama.
Hal itu disampaikan Ketua Badan Pembina Daerah (BPD) Asosiasi Manager Security Indonesia (AMSI) Banten Ali Muhtar yang ditemui di sela-sela Seminar Sehari tentang Sistem Manajemen Pengamanan, di Hotel Permata Cilegon, Kamis (11/12).
Untuk mendapatkan sertifikat tersebut, sesuai peraturan Kapolri No.Pol. 18 Tahun 2006 ada 3 tingkatan jenjang pendidikan yang harus dilalui petugas keamanan atau kerap disebut Satpam. Salah satunya pelatihan dasar (Gada Pratama) yang merupakan pelatihan dasar wajib bagi setiap calon satpam. Lama pelatihan dasar ini empat minggu dengan pola 232 jam pelajaran.
Materinya, terdiri dari interpersonal skill, etika profesi, tugas pokok, fungsi dan peranan satpam, kemampuan kepolisian terbatas, bela diri, pengenalan bahan peledak, barang berharga, dan latihan menembak. “Yang mengeluarkan sertifikaf ini adalah Polda. Jadi sekarang ini sesuai dengan keluarnya peraturan Kapolri tersebut, untuk satpam tidak hanya harus memiliki badan besar dan sembarang orang, tetapi harus mengantongi sertifikat,” ujarnya.
Seminar ini juga menghadirkan sejumlah pembicara, antara lain Kapolda Banten Brigjen (Pol) Rumiah Kartoredjo dan perwakilan dari pengguna jasa keamananan dan pelaksana keamanan pada sejumlah perusahaan di Banten. Ali berharap, seminar ini dapat menyamakan persepsi perihal manajemen pengamanan di perusahaan dan instansi pemerintahan. “Selama ini untuk sistem manajemen pengamanan terkadang masih otodidak dan tidak sama, ke depan tentu harus disamakan sesuai dengan peraturan yang ada,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Badan Pembina Pusat (BPP) AMSI Azis Said mengatakan, ada tiga faktor dasar pembentukan security guard yang profesional, yakni attitude (perilaku), knowledge (pengetahuan), dan skill (keterampilan).
“Ketiga faktor dasar ini harus dimiliki oleh seorang security . Karena kita harus menjadikan profesi satpam sebagai kebutuhan dalam membentuk imej positif perusahaan,”


JADI MASIH ADAKAH SEKURITI YG BEKERJA TANPA MENGIKUTI DIKSAR DAN MEMPUNYAI KTA........??


kutipan dr
http://www.radarbanten.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=35349

Pendidikan SEKURITI

Diposkan oleh Jamaludin On 11.01
Satpam yang merupakan singkatan dari Satuan Pengamanan, adalah satuan kelompok petugas yang dibentuk oleh instansi/proyek/badan usaha untuk melakukan keamanan fisik (physical security) dalam rangka penyelenggaraan keamanan swakarsa di lingkungan kerjanya.
Kepolisian Negara Republik Indonesia menyadari bahwa polisi tidak mungkin bekerja sendiri dalam mengemban fungsi kepolisian. Oleh karena itu, lembaga satuan pengamanan secara resmi dibentuk pada 30 Desember 1980 melalui surat keputusan kepala kepolisian negara.

Jenjang pelatihan satpam berdasarkan Peraturan Kepala Polri No.Pol. 18 Tahun 2006 ada 3 tingkatan.

Dasar (Gada Pratama),
merupakan pelatihan dasar wajib bagi calon anggota satpam. Lama pelatihan empat minggu dengan pola 232 jam pelajaran. Materi pelatihan a.l. Interpersonal Skill; Etika Profesi; Tugas Pokok, Fungsi dan Peranan Satpam, Kemampuan Kepolisian Terbatas; Bela Diri; Pengenalan Bahan Peledak; Barang Berharga dan Latihan Menembak; Pengetahuan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya; Penggunaan Tongkat Polri dan Borgol; Pengetahuan Baris Berbaris dan Penghormatan;

Penyelia (Gada Madya),
merupakan pelatihan lanjutan bagi anggota satpam yang telah memiliki kualifikasi Gada Pratama. Lama pelatihan dua minggu dengan pola 160 jam pelajaran dan

Manajer Keamanan (Gada Utama),

merupakan pelatihan yang boleh diikuti oleh siapa saja dalam level setingkat manajer, yaitu chief security officer atau manajer keamanan. Pola 100 jam pelajaran.
Selain lembaga pendidikan kepolisian negara seperti Sekolah Polisi Negara, hanya perusahaan yang sudah memiliki izin operasional dari Kepala Polri sebagai badan usaha jasa pendidikan dan latihan keamanan, boleh menyelenggarakan pelatihan satpam. Kepolisian Wilayah, Kepolisian Wilayah Kota Besar, Kepolisian Resor, Kepolisian Resor Kota hanya melakukan latihan penyegara

Sikap Tampan dan Perilaku Anggota SEKURITI

Diposkan oleh Jamaludin On 22.21 
 
Sikap Tampan dan Perilaku Anggota Satpam

a. Memelihara kebersihan badan:

1. Rambut dicukur rapi
2. Kumis dicukur rapi
3. Jambang dan jengkot sebaiknya dicukur habis dan bersih.
4. Pakaian rapi,bersih sesuai ketentuan tentang seragam satpam

b. Ulet,sabar,tabah dan percaya diridalam megemban tugas.

c. Mentaati peraturan Negara dan menghormati norman norma yang berlaku didalam lingkungan kerja/kawasan kerja serta masyarakat.

d. Memegang teguh rahsia yang dipercayakan kepadanya.

e. Bertindak tegas, jujur, berani, adil bijaksana.

f. Cepat tanggap (Responsif)dalam memberikan perlindungan/pengamanan pada masyarakat lingkungan tempat kerjanya.

g. Dapat dijadikan suri tauladan ditengah tengah masyarakat/lingkungan.

h. Melindungi dan menyelamatkan nyawa,badan,harta dan kehormatan personil dilingkungan / kawasan kerja

i. Menghormati dan menjungjung tinggi Hak Azazi Manusia

j. Tidak menonjolkan kepentingan pribadi dan mencampuri urusan/bidang lain yang tidak ada sangkut patunya dengan tugas.

k. Memiliki rasa kebanggaan dan semangat KORSA (korp) serta senantiasa menjaga nama baik ditengah tengah masyrakat atau lingkungan kerja.

S O P

Diposkan oleh Jamaludin On 22.42

Pada saat ini masih banyak Perusahaan yang beroperasi tanpa didukung dengan sebuah sistem yang baku. Mereka lebih banyak beroperasi berdasarkan kebiasaan apa yang sudah mereka jalankan bertahun-tahun dan akhirnya menjadi sebuah kebiasaaan/ budaya perusahaan tersebut. Tidak hanya terbatas dengan perusahaan dengan skala kecil, perusahaan skala menengah dan besar pun masih ada yang belum memiliki System Operational yang baku dan dibakukan pula. Pada umumnya juga perusahaan dengan tipe seperti ini semua system yang ada dan berlaku disana ada dan dicatat dimasing-masing kepala para key person, dimana para key person mungkin sudah bekerja lama untuk perusahaan ini.
Tetapi tidak semua perusahaan mengenyampingkan hal ini, bahkan di beberapa dan umumnya perusahaan besar mereka sudah memiliki sebuah Departemen tersendiri yang khusus mengurusi System Procedure Perusahaan tersebut. Sedangkan untuk perusahaan skala kecil dan menengah fungsi System Procedure ini terafiliasi di dalam Departemen Accounting atau ada juga yang dibawah Departemen Human Resources.
Memang idealnya System Procedure ditangani oleh sebuah Departemen tersendiri atau setidaknya ada PIC khusus yang menanganinya, mengingat pekerjaan seorang System Procedure harus selalu melakukan review atas System yang sudah ada dan juga pengembangan System tersebut kedepannya. Bilamana perkerjaan tersebut dirangkap oleh PIC tertentu maka hasilnya tidak akan maksimal karena PIC tersebut pasti akan menyelesaikan dahulu pekerjaan utamanya baru kemudian dia akan melakukan review system yang ada. Selain itu ada anggapan PIC tersebut akan membuat system yang lebih menguntungkan departemennya sendiri. Hal ini berbeda bilamana pekerjaan ini ditangani oleh PIC khusus, seorang yang menjabat posisi System Procedure harus mementingkan sisi perusahaan dan Internal Control, tidak memihak departemen tertentu dalam menyiapkan suatu System Prosedure. Ia harus berada di posisi tengah dan harus bisa menjadi seorang mediator antar Departemen agar operasional perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan tentunya tidak mengeyampingkan fungsi dari Internal Control yang baik pula.
TANGGAPAN UMUM KARYAWAN AKAN SOP
  1. Tambah Pekerjaan, terkesan dengan adanya SOP pekerjaan administrasi akan semakin banyak. Tanggapan semacam ini bisa saja benar bilamana cara-cara dan administrasi lama tetap dipertahankan dan ditambah lagi dengan System baru pada SOP. Jadi seorang karyawan akan melakukan 2 macam cara kerja untuk mencapai suatu tujuan. Sebaiknya tinggalkan cara kerja lama dan beralihlah ke SOP yang sudah disetujui dan disepakati bersama pengaplikasiannya.
  2. SOP Kaku/ Sakleg/ tanpa kompromi sehingga menggangu operasional Perusahaaan, SOP memang sudah dibuat baku atas kesepakatan bersama. Tetapi dalam pengaplikasiannya bisa saja terbentur oleh Kebijakan dalam SOP tersebut, oleh karena itu dalam pembuatan SOP tentunya Kita harus memikirkan pengecualian yang timbul bila kebijakan dalan SOP tidak dapat dipenuhi dan biasanya sudah diatur didalamnya penanggungjawabnya.
  3. Kerja Takut Salah dan Tidak Percaya Diri, ada budaya di kalangan para pelaksana bahwa semua aktivitas harus benar-benar sesuai dengan SOP, sehingga bila diperlukan otorisasi maka dimintakan kepada semua pejabat berwenag (tanggung renteng) padalah dalam SOP sudah dibuatkan Surat Keputusan Otorisisi. Hal ini menjadikan alur proses dan waktu yang diperlukan untuk pengananan menjadi panjang dan lama. Sebaiknya sifat seperti ini dihindari, mengingat apa yang sudah disepakati bersama dalam SOP dapat menjadi acuan dalam operasional.
  4. Langkah kedepannya akan mempermudah perusahaan dalam memperoleh ISO (International Organization for Standarization)

FUNGSI DAN TANGGUNGJAWAB HEAD SYSTEM PROCEDURE
Sekarang marilah Kita lihat fungsi utama yang harus dijalankan oleh seorang pemimpin Departemen System Procedure:
  1. Menyiapkan Anggaran Departemen, Anggaran diperlukan dalam upaya untuk mewujudkan action plan Departemen
  2. Merencanakan, mendesign, mengimplementasikan System Procedure yang akan dibuat. Hal ini tentunya didahului dengan tahapan lainnya seperti survei, memahami bisnis usaha, mempelajari kondisi saat ini, estimasi biaya, dan lain sebagainya.
  3. Memberikan penjelasan dan menpresentasikan SOP yang dibuat. Kemampuan ini sangatlah penting terutama dalam mengakomodasi kepentingan dari beberapa Departemen yang ada.
  4. Memberikan masukan untuk pengembangan System Perusahaan
  5. Dapat bekerjasama dengan baik sebagai team dengan semua Departemen dalam perusahaan.


ISI MANUAL SOP
Apa saja yang harus terdapat dalam sebuah Manual SOP, mari Kita lihat satu persatu hal utama yang ada dalam sebuah SOP:
  1. Persetujuan, Persetujuan disini dapat disesuaikan dengan kondisi setiap Perusahaan. Siapa saja yang harus menandatangani SOP tersebut.
  2. Tujuan, untuk kepentingan apa SOP ini disiapkan
  3. Definisi, Karena SOP ini bersifat umum bagi semua orang, maka definisi menjadi hal penting yang perlu distandarisasi. Semua pembaca SOP diharapkan memiliki satu pengertian yang sama untuk sebuah istilah yang ada dalam SOP tersebut.
  4. Kebijakan, Aturan main untuk sebuah system juga perlu disiapkan untuk kelancaran pelaksanaan SOP tersebut.
  5. Penjelasan Prosedur, yang dimaksud penjelasan disini bisa ditungkan dalam beberapa macam bentuk, ada dalam bentuk chart atau gambar, narasi, juklak (intruksi kerja sederhana). Hal ini bertujuan agar mengakomodasi semua kebutuhan pembaca SOP tersebut.
  6. Lampiran, dapat juga diberikan lampiran yang berisi semua hal yang berhubungan dengan SOP tersebut, misalnya: contoh formulir, contoh laporan, dan sebagainya.

TAHAPAN PEMBUATAN SOP
Apa saja yang perlu disiapkan dalam proses pembuatan sebuah SOP. Tahapan umum yang harus diperhatikan adalah :
  1. Bisnis Usaha, Pelajari dahulu apa bisnis usaha perusahaan yang akan Kita buat SOP-nya. Cari informasi sejelas dan selengkap mungkin.
  2. Survei, Lakukan survei lokasi yang akan disiapkan system-nya. Lakukan juga interview bila diperlukan.
  3. Daftar Kebutuhan, List semua peralatan, hardware dan software(bila ada), dan kebutuhan lainnya yang diperlukan.
  4. Cost, hitung biaya yang akan dikeluarkan untuk setiap kemungkinan system yang akan dijalankan
  5. Pilih system terbaik yang akan dikembangkan. Pemilihan dilakukan atas semua pertimbangan yang ada dari team pembuat SOP sendiri dan diputuskan oleh pimpinan perusahaan.
  6. Draft SOP, siapakan dan susun draft SOP, lakukan pembahasan dengan team terakit, lakukan presentasi bila diperlukan. Penyiapan draft ini didalamnya berisikan isi manual SOP seperti yang sudah dibahas diatas, termasuk testing (trial and error).
  7. Persetujuan, Mintakan persetujuan SOP yang dibuat sebelum diaplikasikan
–*
IMPLEMENTASI SOP
SOP yang sudah mendapat persetujuan perlu dilakukan implementasi. Berikan arahan kepada pelaksana bagaimana mengimplementasikan system tersebut.
Pelaksaan implementasi ini perlu didampingi oleh Team pembuat SOP


REVIEW SOP
Sebuah SOP baru yang sudah dilakukan proses implementasi perlu dilakukan review atas SOP tersebut minimal 1 (satu) tahun atau pun kurang setelah SOP tersebut diimplementasikan.
Hal ini penting sekali mengingat system yang baru dicoba terkadang timbul permasalahan baru yang tidak Kita prediksi sebelumnya dan harus dengan cepat pula Kita selesaikan agar tidak menggangu operasional perusahaan.
SUKSES PENERAPAN SOPKesusksesan Perusahaan dalam mengaplikasian SOP dipengaruhi oleh beberapa aspek, diantaranya :
  1. Support Semua Departemen, Karena SOP umumnya banyak aktivitas yang listas Departemen, maka seharusnya setiap Kepala Departemen men-support penerapan SOP ini di Departemennya masing-masing. Meberikan pengarahan dan intruksi kepada bawahannya untuk pengaplikasian SOP.
  2. Komitment Pimpinan Perusahaan, Karena SOP ini produk bersama yang disusun melibatkan seluruh lapisan golongan dalam Perusahaan dan disetujui oleh para Pimpinan Perusahaan maka komitment para Pimpinan di Perusahaan untuk tetap menjaga kelangsungan SOP Perusahaan sangatlah penting dan menjadi kunci utama keberhasilan penerapan SOP. SOP dibuat untuk dijalankan bersama dan tidak ada perlakukan spesial untuk karyawan tertentu untuk tidak menjalankannya. Bila hal tersebut terjadi maka akan dimasukan dalam hal pengecualian yang diatur pula pelaksanaanya.

TUGAS POKOK, FUNGSI & PERANAN sebagai ANGGOTA

Diposkan oleh Jamaludin On 22.46
Tugas, Fungsi dan Tanggung Jawab


1. Melaksanakan Pengamanan secara menyeluruh dilokasi kerja
2. Melaksanakan Tugas dan Fungsi sesuai dengan penempatan dilokasi masing-masing
3. Melakukan pemeriksaan pada tamu / pemilik yang akan masuk ke area kerja
4. Menahan KTP/ SIM setiap tamu yang akan memasuki area kerja
5. Memeriksa setiap Mobil / Motor yang masuk atau keluar
6. Khusus untuk mobil bak terbuka / tertutup HARUS diperiksa, Muatan dan Surat Jalan
7. Penjagaan di Pos 1 sampai 6 harus Berputar / Berganti dengan Pos
terdekat Setiap Jam. Contoh : Anggota Pos 1 menduduki Pos 2, Pos 2 menduduki Pos 3 dan
seterusnya
8. Melaporkan setiap saat melalui HT keadaan sekitar atau situasi ke Posko
9. Penggeseran Anggota dilaporkan ke Posko dari masing-masing Pos 1 sampai
dengan Pos 3. Begitu sebaliknya, Posko memonitor setiap saat keadaan / situasi di Pos 1
sampai dengan 3
10. Pintu Pagar/ Gerbang harus selalu tertutup, Anggota Harus Stand-By ditempat
11. Menjaga dan memelihara Asset dan Inventaris Perusahaan
12. Menertibkan Parkir Mobil dan Motor pada saat parkir
13. Anggota Bertanggung Jawab atas Tugas dan Fungsi, selama melaksanakan tugas.

II. Administrasi

1. Anggota Security bekerja selama 12 jam kerja
2. Pergantian Shift dilakukan pada Jam 07:00 Pagi dan Jam 19:00 Malam
3. Dilarang untuk melakukan Penggeseran Waktu Tugas, Pagi ke Malam atau sebaliknya
4. Tidak diperkenankan memasuki Area kerja pada :
- Saat tidak bertugas dan
- Membawa teman saat bertugas maupun tidak bertugas.
5. Anggota Security Wajib memakai Pakaian Dinas selama bertugas
6. Setiap Anggota Security, Dan.Ru dan Koordinator Wajib Menanda-tangani
Daftar Hadir.

TUGAS POKOK, FUNGSI & PERANAN sbg Komandan.

Diposkan oleh Jamaludin On 22.51 
 
1. Tugas Inti Dan.Ru dalam mengamankan Area Kerja
1.1 Periksa semua Tamu dan yang masuk ----> Lihat ID Card kepemilikan yang
keluar -----> Periksa

1.2 Minta KTP / SIM Tamu yang masuk
- Tanyakan ingin bertemu siapa, hubungi pertelephone ke dalam
- Mengisi identitas diri dan menyerahkan KTP / SIM
- Berikan Visitor ID Card

1.3 Pintu Depan / Pagar harus selalu tertutup. Petugas harus selalu siap di Pintu Pagar
1.4 Posko tidak boleh kosong
1.5 Anggota di Pos setiap jam di Rolling dari Pos 1 ke Pos 2, dari Pos 2 ke Pos 3 dan seterusnya
1.6 Perkuat posisi penjagaan terutama di atas jam 2 malam sampai dengan jam 6 pagi di titik
rawan
1.7 Patroli dari Posko setiap jam ke Pos-pos 1 sampai dengan 6
1.8 Tertib parkir Mobil dan Motor pemilik maupun tamu

2. Administrasi dan Laporan

2.1 Anggota dan Koordinator sampai Security Wajib mengisi daftar hadir setiap harinya
2.2 Danru melaporkan melalui Buku Mutasi ke Koordinator setiap pergantian Shift dan harus
ditanda-tangani oleh Danru I, Danru II dan Koordinator
2.3 Buat catatan bagi Anggota yang tidak hadir, mengundurkan diri, sakit dan sebagainya
2.4 Bagi Anggota dilarang untuk pindah-pindah Shift tanpa urusan yang bersifat Urgen dan
harus sepengetahuan Koordinator
2.5 Hal-hal yang bersifat Fungsi Operasional dapat menghubungi Polisi setempat seperti tindak
kriminal dan kekerasan
2.6 Koordinasikan dengan seluruh Anggota, apabila ada hal-hal yang bersifat penting
2.7 Siapkan Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan, Laporkan ke Koordinator
2.8 Jam Kerja dari pukul 07:00 Pagi sampai dengan pukul 19:00 Malam dan 19:00 Malam
sampai dengan 07:00 keesokan harinya.

3. Tindakan dan Sanksi

3.1 Bagi Anggota yang melanggar ketentuan ini akan diambil tindakan berupa :
Teguran, Peringatan bahkan Pemecatan
3.2 Usulkan ke Koordinator untuk pemecatan Anggota yang melanggar Ketentuan
/ tanpa terkecuali
3.3 Penerimaan dan Pemecatan / Pemutusan Hubungan Kerja Hanya dilakukan
Kantor Pusat
3.4 Laporkan ke Koordinator dan Pihak Perusahaan apabila ada Anggota yang
terlibat / bersekongkol di dalam melakukan tindak pencurian
3.5 Tidak diperkenankan bertugas Tanpa Seragam Dinas.

Demikian Tugas Inti Danru ini kami buat untuk dilaksakan dan dijadikan Perintah.

bahan bacaan

 Kapasitas dan kapabilitas serta kinerja Satpam perlu diadakan evaluasi secara komprehensif. Hal itu penting dan diperlukan karena revitalisasi harus dilakukan berdasarkan evaluasi diri.

 Satpam dan segenap aspek dan kelengkapannya adalah satuan tugas yang profesional. Kinerja yang profesional secara kelembagaan, kolektif, dan perorangan harus semakin ditingkatkan. Untuk itu, diperlukan rancangan tertulis yang memandu pembinaan dan pengembangan kinerja profesional tersebut.

 Kinerja yang profesional tersebut berkait dengan pencitraan lembaga,. Satpam termasuk unit kelembagaan yang langsung berhadapan dengan publik, tentu dalam kaitan dengan tupoksi, termasuk dalam menghadapi pendatang dan tamu. Paradigma yang harus diterapkan adalah kinerja (tampilan) ramah, murah senyum, proaktif dalam membantu orang lain (tidak menunggu orang lain/tamu/pengunjung minta bantuan), dan santun dalam berkomunikasi.

Kemampuan dan kompetensi profesional harus dilakukan dengan program yang relevan, termasuk program pelatihan, baik yang rutin maupun yang insidental. Pelatihan yang sudah pernah dilakukan pada tahun yang lalu harus dilakukan juga pada tahun ini dan tahun-tahun yang akan datang. Untuk itu, motivasi diri untuk menjadi anggota satpam yang profesional menjadi salah satu yang harus ada pada setiap anggota Satpam
.
 Untuk dapat berpartisipasi dan melaksanakan tugas dengan loyalitas maksimal, anggota Satpam harus sehat. Karena itu, pada kesempatan ini saya mengimbau agar sejawat anggota Satpam peduli dengan pola hidup sehat. Satu hal yang saya tekankan adalah kebiasaan merokok. Merokok, jika dilakukan, perlu dihindari menjadi pandangan publik (dilihat orang lain) karena tampilan yang menjadi pandangan itu menimbulkan penilaian negatif, termasuk melemahkan citra kinerja profesional satpam. Sekali lagi, citra lembaga dan korps harus diwujudkan.

 Untuk dapat melaksanakan tugas yang memenuhi kinerja profesonal Satpam, diperlukan Standar Oprasi Prosedur (SOP). Draf SOP itu masih perlu disempurnakan dan pada saatnya menjadi pedoman dan rujukan kinerja Satpam....

Keramahan SEKURITI, karena kamera atau panggilan tugas ?

Choose the right man on the right place. Anda terkesan dengan keramahan satpam di entrance ( pintu masuk ) bank ? Saya pernah ngetes ‘perilaku ramah’ satpam bank di pusat kota. Saya coba menanyakan staf mobile banking sebuah perusahaan seluler yang tak kunjung datang, setelah 1,5 jam saya menunggu di dekatnya. Tak bisa menjawab, ia memilih memalingkan wajah menyapa pengunjung yang baru masuk. Mengintimidasi ? Oo, ada kamera CCTV di pojok sana, lebih terlihat. Satpam ini juga tiba2 ada di samping nasabah yang tak kunjung menghampiri meja customer service, ‘ramah’ mempersilakan si nasabah ‘move his ass’ ke CSR tsb. Ketika saya pulang dengan kecewa, si satpam masih perlu berbalik memunggungi, pura2 tidak melihat saya. Ia memencet tombol antri di mana tidak ada siapa pun di sana. Satpam ternyata bisa ( merasa ) superior. Di salah satu mall ( keluhan konsumen di surat pembaca ), bahkan ada yang mentertawakan pengendara mobil lama yang minta bantuan diseberangkan. Padahal bayar parkirnya setara dengan mobil mercy yang baru ia seberangkan. Bayar tidak didiskon, pelayanan didiskon. Betapa pencitraan materialistis sudah merasuki kalangan bawah. Tak heran mereka ngiler untuk merampok juga. Apakah satpam superior ini peduli jika nasabah ‘bawahan’-nya dihadang rampok ? Ia sangat mungkin sembunyi, atau bahkan tertawa. Emang gue pikirin ?
Pencitraan di depan kamera CCTV bank milik asing. Siapa mau bergaya ?
Sebagian mereka melayani demi kesan di kamera ( yang dipantau majikan/ atasannya ). Bukan dari hati. Jika punya jiwa preman, terkamuflase sementara dengan sikap dibuat-buat. Perilaku mengintimidasi tetap muncul dalam bentuknya yang lain.  Saya baru tahu, satpam lahir dari beragam jasa pengamanan yang kini marak ditenderkan. Konsumennya cenderung cari yang paling murah, bukan yang paling berkualitas. Karena proses izin ( usaha pengamanan ) relatif mudah, mereka banting harga. Balapan dapat proyek. Mengerikan, jika jasa pengamanan menjadi industri. Profit  making. Amburadul tanpa kontrol. Jadi, jangan terlalu berharap bertemu satpam yang melayani anda dengan hati ( anda cuma sarana pencitraan dia di depan bosnya, yang kini lebih banyak dipegang orang asing/ kepemilikan saham mayoritas ). Apalagi, satpam yang sanggup melumpuhkan perampok, seperti sekuriti di luar negeri ( bayar cepek, kok, pengen aman ). Please, deehh .




Satpam pun beragam kualitas. Ada yang berdedikasi tinggi pada pekerjaan, klien, nasabah yang mereka jaga. Ada juga yang merasa superior dan kerja suka2. Tugas mereka mengantisipasi kejahatan. Mata telinga bagi polisi.
( Memang, masih ada satpam yang berdedikasi, yang bahkan rela berkorban nyawa demi menyelamatkan uang nasabah. Allah memberkahi kalian ). Di Indonesia, satpam dilatih untuk mengantisipasi kejahatan. Masih tugas polisi untuk menangani kejahatan. Satpam hanya dipersenjatai pentungan untuk membela diri kalau diserang. Beladiri yang dipelajari, standar polisi menggunakan tongkat. Polisi yang melatihnya. Saya pernah mencoba ngobrol dengan 3 satpam di bank dan ruko. Ketiganya bicaranya mirip. Menekan, dan mematikan bicara kita. Boring. Ternyata, memang begitulah kriteria satpam. Tidak banyak bicara, tidak merokok, siaga terus, menjadi mata telinga bagi polisi. Kalau pergi makan, mesti ada satpam lain yang mengganti tugasnya. Calon satpam diseleksi dengan syarat psikologis, fisik, kesehatan, umur minimal 17 tahun.
Membayarlah yang pantas untuk pengamanan berkualitas.
Dengan terjadi kasus perampokan besar di beberapa tempat di tanah air akhir2 ini, jasa pengamanan satpam dan pihak bank yang menyewanya didaulat untuk memperbaiki sistem perekrutan satpam. Kualitas lebih penting demi keselamatan nasabah dan karyawan. Security approach lebih penting daripada harga. Beranilah membayar yang pantas. Wahai, bapak satpam, pertajamlah sense ( kepekaan ) intelijen anda. Satpam bersuku Jawa yang sarat unggah ungguh bahasa mungkin kurang bisa mencermati gerakan orang Batak. Jadi, perlu dilihat lokasi penempatan yang sesuai. Bank di Medan, sebaiknya menggunakan satpam asal Medan juga. Lebih bagus lagi, dari warga sekitar. Pengamanan berlapis 24 jam akan diperoleh dari warga sekitar yang lebih tahu siapa pendatang dan siapa yang residivis. Siapa yang suka ngutil. Warga juga berkepentingan terus berlangsungnya pekerjaan anggota komunitas mereka yang ditempatkan di bank tsb, sehingga keamanan bank mereka jaga ekstra.
Cara pendekatan juga diubah, jangan fisik saja. Pendekatan office kurang baik. Hubungan perusahaan/ bank dengan masyarakat sekitar harus dibina. Perlu dilakukan juga, simulasi perampokan di bank. Terutama orang2 yang ada di ruang depan, dilatih untuk mengantisipasi perampokan, atau menggagalkan tindak kriminal tsb. ( di serial film teve asing, saya pernah melihat teller dengan ujung sepatunya di bawah meja menekan alarm bahaya yang langsung tersambung dengan kantor polisi. Apakah di Indonesia, ada yang begitu ? ).
Ada nomor hotline di Medan : 0811648978. Anda bisa melaporkan info sekecil apapun tentang kejahatan perampokan. Cermati lingkungan anda, adakah keganjilan yang mengganggu insting anda ? Beritahu apa yang anda lihat, yang anda alami ( jangan mengatakan ‘o, pak, orang itu mau mencuri !’,  jangan menfitnah atau menghakimi  ). Sampaikan ke polisi terdekat  ( atau telpon call center polisi ). Polsek ( tak perlu sampai Polrestabes ) agar anda segera terlayani. Diusahakan 10 menit polisi sudah sampai ke TKP ( Tempat Kejadian Perkara ). Semua mobile.
Di Inggris dan Jepang, ada program suami-istri yang polisi, tinggal di suatu lingkungan permukiman, tidak kemana-mana. Ngantor di situ, menyiapkan rumah seperti kantornya, membina masyarakat dengan cara kekeluargaan. Dengan kedekatan itu, info sekecil apa pun akan masuk, potensi bahaya akan cepat terdeteksi. Namun, meski di Indonesia ; 7,5 juta orang menganggur, 100 juta orang miskin, keamanannya masih cukup baik dibanding Afrika. Di sana, meski semua sudah dipasangi  listrik, kejahatan masih banyak terjadi. Di Indonesia, kita masih bisa main gaplek dalam keadaan pintu terbuka. Di Filipina, dalam sehari terjadi 10 penculikan. Tapi, dengan Singapura dan Malaysia, tingkat keamanan kita memang masih kalah..
so bagaimana...??

Ditulis oleh Savitri
24 Agustus 2010 pada 16:28

Alex Fitaliano: Dari Body Guard ke Konglomerat...

“Sebuah sukses lahir bukan karena kebetulan atau keberuntungan semata. Sebuah sukses terwujud karena diikhtiarkan melalui target yang jelas, perencanaan yang matang, keyakinan, kerja keras, keuletan dan niat baik,”
itulah kalimat yang tertoreh dibingkai ruang kerja Alex Fitaliano(41thn) dalam berkarir ketika Swatt-Online menyambanginya.
Alex – sapaan akrabnya – sejak remaja memang hobi beladiri dan membentuk tubuh dan mengamankan orang lain. Dimana dulu Ia adalah seorang Close Personal Protection di bawah payung Consolidated Service International (CSI) – sebuah perusahaan jasa pengamanan yang berpusat di Panama, Amerika Serikat dan memilki 23 cabang di seluruh dunia
Awalnya, Ia hanyalah seorang Physical Security Assistant. Kemudian lambat laun karirnya cepat menanjak sebagai chief security. Salah satu tugas yang pernah diembannya adalah melindungi dan mengamankan warga negara asing yang pergi ke luar negeri pada Tragedi Trisakti dan Semanggi 1 & 2 pada tahun 1998 lalu, yang saat itu situasinya sangat mencekam
Selain itu di tahun 2004, lelaki yang menjadi Ketua Satgas Anti Narkoba (SAN) DKI Jakarta ini tercatat pernah mengawal beberapa orang-orang penting di negeri ini. Sebut saja mantan Menteri Perdagangan RI, Fahmi Idris, Mantan Pangkostrad Prabowo Subianto dan Kepala Pengamanan Mantan Pangab, Wiranto, ketika konvensi Golkar hingga pencalonan presiden pada tahun 2004. Ia juga pernah menjabat sebagai Wakil Deputy  Bidang Operasi di PT. Bina Eskonta Binamika serta menitikan karirnya di PT. Central Security Dinamika, sebagai Direktur Operasional pada tahun 1999.
Tak heran, karena sudah merasa cukup makan asam garam dan seluk beluk di dunia bisnis pengamanan. Pria dengan memiliki ciri berambut gondrong ini bersama seniornya, pada 22 Agustus 2000, akhirnya mendirikan perusahaan di bidang jasa pengamanan berlabel PT. Security Phisik Dinamika (SPD) ke badan hukum (notaris -red)
” Bisnis dunia jasa pengamanan memang bukan yang sangat mudah, apalagi saya dari kalangan sipil. Namun itu semua tidak membuat saya patah semangat agar terus berdoa dan berusaha demi terwujudnya impian saya, yakni mendirikan perusahaan jasa pengamanan sendiri supaya nantinya berguna bagi orang banyak dan negara ini,” ujarnya seraya merendah.
Pada tahun ketiga, setelah SPD bersama gengamannya. Alex menyadari banyak kendala yang menjadi penghambat jalannya roda bisnis jasa pengamanan yang Ia lahirkan. Salah satunya adalah faktor target pasar. Akan tetapi dengan melihat kelengkapan dan keseriusan SPD dalam mencetak tenaga-tenaga keamanan yang berkompeten, Ia pun tidak pantang menyerah. Alhasil, di tahun keempat tampilan SPD meyakinkan.
“Ternyata kunci utama sukses adalah terletak pada sumber daya manusia terutama tenaga security-nya. Dan, dari sinilah saya terus berupaya mencari bibit-bibit untuk menelurkan security-security handal,” ujar Anggota Dewan Kehormatan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) periode Ketua Umum Erwin Aksa ini.
Waktu terus bergulir dan dewa keberuntungan pun semakin lama semakin berpihak kepada Alex . Dimana setelah sukses membesarkan SPD di tahun 2007. Kini Alex dalam sekejap mampu menyulap SPD menjadi SPDGroup. Hal itu dikarenakan Ia mampu mendirikan banyak perusahaan-perusahaan yang dikelolalanya dari hasil keuntungan semenjak Ia mengelola bisnis di dunia jasa pengamanan (SPD). Diantaranya, Ia membuka perusahaan di bidang serupa, yakni PT. Setia Waspada Tanggap & Tangguh (SWATT) dan jasa parkir yang diberi label SPD Parking
“Nantinya SWATT ini dikhususkan untuk mencetak tenaga security kelas B, sedangkan SPD khusus untuk kelas A. Lalu SPD Parking yang kini sedang berjalan nantinya juga diupayakan siap bersaing dengan perusahaan jasa perpakiran lainnya,” ujar salah satu penerima penghargaan Internasional Professional Award (IPA) sebagai kategori Best Professional Of The Year 2009 lalu.
Optimis Mendirikan Akademi Security Indonesia.
Setelah sukses mengembangkan dunia bisnis SPD yang terkenal dengan dunia jasa pengamanan dan penyelamatan terkemuka di Jakarta, luar Pulau Jawa dan International, Ia pun berobsebsi akan menjadikan SPDGroup sebagai penyedia jasa security terdepan dengan mengedepankan kualitas perusahaan.
“Baru beberapa tahun ke belakang. Kita bisa membuktikan bahwa tidak ada sesuatu yang tidak masuk akal, selama kita terus berusaha pasti suatu saat akan berhasil. Karena ini merupakan sesuatu yang baik menambah keyakinan akan keberhasilan kita. Yang penting kita berjuang dulu, kalau pun hasilnya tidak sesuai dengan cita-cita, tidak masalah itu. Pokoknya kita sudah berusaha dan kita harus yakin akan keberhasilan,” kata Alex yang kini menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Security Guard Indonesia (ISGI)
Untuk menepis anggapan yang kurang sehat terhadap profesi security ini, Alex berusaha membangun image dengan cara mendirikan lembaga pendidikan security formal yang bernama Akademi Security Indonesia (ISA) yang berdasarkan pada pendidikan dan pelatihan security yang sudah berjalan sekian lama, Ia akan optimis mengembangkan akademi tersebut. Nantinya, Alex akan memulainya dengan tingkatan jenjang DI sampai DIII. Selanjutnya, kedepan akademi akan terus dikembangkan sampai memiliki jenjang pendidikan SI.
Keyakinan Ia bukan tanpa alasan. Dengan perkembangan bangsa Indonesia yang sedemikian maju, prospek usaha jasa keamanan juga sangat dibutuhkan. Para pemilk usaha, pebisnis, rumah tangga, dan lain-lain memerlukan jasa security handal dan berkualitas. Karena saat ini, tenaga-tenaga security berkualitas masih sangat jarang. Dengan menyiapkan diri sekarang Ia pun bertekad akan mewujudkan cita-citanya, menjadikan SPD sebagai perusahaan penyedia jasa security terbesar dan terdepan di Indonesia.
“Kita semua harus belajar dan belajar. Di Pusdiklat mereka ditempatkan dan diisi berbagai ketrampilan. Karena kami menganggap seorang security harus dididik dengan baik, sehingga kami perlu membekali diri mereka dengan ilmu. Para tenaga security itu kita didik dengan berbagai kemampuan, pengetahuan, dalam menghadapi pekerjaannya,” kata Ia yang telah berpengalaman selama 10 tahun mendalami Pusdiklat ini. (Heru Lianto)